Assalamuallaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh
Hello gaes !!
Okke pada kesempatan kali ini saya akan membahas apa itu kepribadian.
yaa langsung saja ...
A. Pendahuluan
1. Pengertian
Menurut saya, Kepribadian adalah sebuah watak atau perilaku tertentu yang melekat pada diri masing-masing individu. Kepribadian setiap individu yang satu akan selalu berbeda dengan individu yang lainnya.
Menurut wikipedia, Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.
2. Latar Belakang
Di era globalisasi saat ini, sudah banyak orang yang termakan dan terbuai dengan budaya barat. Oleh karena itu, nilai - nilai kesopanan dan yang lainnya sudah hampir luntur, khususnya di kalangan remaja saat ini. Banyak remaja-remaja yang mulai mengubah dan kehilangan kepribadian mereka hanya karena ikut-ikutan dengan kebudayaan barat.
3. Maksud dan Tujuan
Memahami mengenai kepribadian.
Mengerti bagaimana tipe kepribadian yang sehat dan yang tidak sehat.
Menyadarkan kepada kalangan remaja untuk berkepribadian yang sesuai dengan kebudayaannya.
B. Uraian Materi
1. Ekstrover vs IntroverEkstrover adalah sebuah kepribadian yang bisa dibilang ambisius dan antusias. Kenapa ? pasalnya kepribadian jenis ini cenderung aktif dan bergairah. Kepribadian jenis ini juga memiliki keterbukaan, jadi dia akan mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya. Tingkat kepedulian dan rasa empatinya pun sangatlah terhadap lingkungan sekitarnya.
Introver adalah sebuah kepribadian yang bertolak belakang dengan ekstrover. Yaa karen akepribadian jenis ini akan cenderung menjadi sesorang yang pendiam,suka menyendiri, kurang bergairah dan lebih terlihat asyik dengan dunianya sendiri. Oleh karena itu, untuk masalah bergaul dan kepekaan terhadap lingkungan sekitar sangatlah rendah.
2. Kepribadian yang sehat
- Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
- Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
- Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
- Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
- Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
- Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak).
- Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
- Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
- Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
- Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
- Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).
- Mudah marah (tersinggung)
- Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
- Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
- Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
- Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
- Kebiasaan berbohong
- Hiperaktif
- Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
- Senang mengkritik/mencemooh orang lain
- Sulit tidur
- Kurang memiliki rasa tanggung jawab
- Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
- Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama
- Pesimis dalam menghadapi kehidupan
- Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan
- Faktor Genetik; Pada faktor genetik atau biasa disebut dengan faktor keturunan adalah sebuah kepribadian yang melekat pada individu tertentu atas dasar keturunan dari orang tuanya. Jadi biasanya seseorang akan mengikuti kepribadian dari keluarganya.
- Faktor Lingkungan dan Pergaulan ; Pada Faktor ini, kepribadian seseorang dapat berubah bergantung pada lingkungan dan pergaulannya. Bisa dilihat untuk saat ini banyak sekali remaja yang mulai berkepribadian menyerupai kepribadian temannya. misalnya akibat sering main bareng dengan orang yang suka budaya barat akan ikut tertular budaya barat.
- Evaluasi inti diri; Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas lingkungan mereka.
- Machiavellianisme; Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang individu pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses. Karakteristik kepribadian Machiavellianisme berasal dari nama Niccolo Machiavelli, penulis pada abad keenam belas yang menulis tentang cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan.
- Narsisisme; Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri.Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu narsisis berpikir mereka adalah pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai mereka sebagai pemimpin yang lebih buruk.
- Pemantauan diri; Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor situasional eksternal. Individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan perilaku dengan faktor-faktor situasional eksternal Bukti menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi cenderung lebih memerhatikan perilaku individu lain dan pandai menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat pemantauan diri yang rendah.
C. Kesimpulan
Dapat memahami yang tertera dalam maksud dan tujuan. dapat memahami kepribadian diri saya sendiri berdasarkan uraian yang dipaparkan.D. Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian.Okkay gaes mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat dan kalian dapat mengerti kepribadian diri kalian masing -masing dan berkepribadian yang etis sesuai dengan budaya yang ada.
sekian,,
Wassalamuallaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh
0 komentar:
Posting Komentar